Marketplace Jam Tangan Mewah, Solusi Raih Konsumen Muda
Kebutuhan untuk melakukan digitalisasi, terutama pada industri jam tangan mewah terasa kian penting agar brand tetap relevan. Terutama di mata generasi muda yang jadi konsumen di mata mendatang.
Penggunaan marketplace jam tangan mewah dan media sosial bisa menjadi solusinya.
Luxury Watch, Primadona yang Kian 'Tua'
Jam tangan mewah tentu tak lepas dari nilai sejarahnya yang panjang. Benda yang tadinya hanya digunakan oleh prajurit perang ini sekarang sudah menjadi simbol status bernilai miliaran. Saat membeli jam, Anda tak hanya membayar fungsinya, tapi juga nilai, ide, dan inovasi di baliknya.
Sayangnya, beberapa tahun kebelakang, penjualan jam tangan mewah kian melambat. Penyebabnya berbagai macam, mulai dari melambatnya pertumbuhan ekonomi, ancaman teroris di Eropa, hingga kemunculan smartwatch yang mengubah dinamika brand jam tangan premium.
Perkembangan positif baru sebentar dirasakan berkat ekspor dari Hongkong dan China di 2017. Sayangnya, setelah itu, pandemi COVID-19 muncul tanpa aba-aba dan menurunkan angka penjualan jam tangan mewah.
Generasi Muda, Calon 'Tulang Punggung' Industri Jam Tangan
Fakta bahwa di pasar yang sudah 'matang' pun penjualan jam kerap menurun menimbulkan kekhawatiran lain; akankah luxury watch tetap relevan di mata generasi muda?
Pasalnya, pesatnya perkembangan teknologi berpotensi menggeser minat dan fokus generasi muda dari item yang berkesan tradisional.
Tak hanya itu, generasi muda pun cenderung lebih hati-hati dan perhitungan dalam mengonsumsi sesuatu. Maka dari itu, industri jam tangan perlu strategi untuk menggaet generasi muda sekarang juga.
Strategi Itu Bernama Digitalisasi
Jika industri jam tangan mewah adalah rumah, maka internet adalah pintunya. Penggunaan strategi ini terasa masuk akal, mengingat targetnya adalah anak mudah yang tumbuh dengan internet.
Apalagi, setelah COVID-19, nyaris seluruh transaksi, termasuk transaksi jual beli jam tangan mewah, dilakukan secara online. Perubahan kebiasaan ini tentu perlu difasilitasi.
Dari segi produk, salah satu upaya yang pernah dilakukan adalah menyediakan cara agar konsumen bisa menambahkan tracker pada jam agar jam tidak hilang.
Sementara itu, dari sisi pemasaran, pemanfaatan kanal digital bisa menjadi solusi, misalnya Facebook dan Instagram.
Strategi tersebut dilakukan oleh brand jam tangan Rolex. Brand legendaris tersebut memulai akun Instagramnya, @rolex, pada tahun 2015, dan saat ini sudah mencapai 16 juta pengikut.
Tak sampai situ, Omega, Cartier, dan Bvlgari pun menggaet selebriti Korea Selatan sebagai modelnya. Industri hiburan Korea pun saat ini menjadi favorit anak muda.
Marketplace, Strategi Tambahan yang Banyak Manfaatnya
Industri sebesar jam tangan mewah tentu memiliki banyak elemen di dalamnya, termasuk authorized dealer dan penjual di grey market. Apa yang bisa kedua elemen tersebut lakukan untuk membantu meningkatkan penjualan? Marketplace adalah salah satu jawabannya.
Ada banyak keunggulan menjual luxury watch di marketplace, yakni;
- Berpotensi meraih konsumen yang luas, meski minatnya berbeda. Dengan kata lain, memperluas pasar potensial.
- Lebih bisa fokus kepada pembeli dengan minat yang tepat.
- Adanya kemudahan bertransaksi yang tak terbatas waktu dan lokasi.
- Tetap memiliki unsur kepercayaan, meski tak melakukan transaksi tatap muka.
Sebagai contoh, Omniluxe sebagai penjual jam tangan mewah yang terpercaya juga memanfaatkan berbagai media sosial dan marketplace sebagai cara berkomunikasi dengan Anda.
Tidak hanya memiliki situs pribadi, Omniluxe juga bisa Anda hubungi melalui Facebook, Instagram, YouTube, WhatsApp, hingga Tokopedia.
Tentu upaya offline pun tetap perlu ada. Jika Anda ingin ngobrol langsung dengan staff Omniluxe, Anda bisa kunjungi gerainya di Mall Artha Gading di Jakarta Utara.
Optimisme Industri Jam Tangan di Masa Depan
Terlepas dari kemajuan zaman, persepsi bahwa jam tangan adalah simbol status, karya seni, sekaligus perhiasan akan tetap menjadi daya tarik bagi konsumen. Bahkan, berdasarkan prediksi, pasar luxury watch Indonesia akan terus bertambah hingga 3% tiap tahunnya.
Dorongan agar anak muda kembali melirik jam tangan mewah dan digitalisasi melalui media sosial dan marketplace adalah jawabannya.